Sunday 19 May 2019

Cinta yang Materi

Surya Kencana Gede Pangrango
Pengalaman mendakiku memang tak sebanyak anak Mapala. Aku hanya beberapa kali saja melakukan aktivitas satu ini. Tak lebih dari hitungan jari. Alasanya juga bukan karena hobi atau keinginan yang datang dari sanubari.

Kala itu, aku cuma ingin mengobati lebam akibat ditabrak oleh kenyataan. Harapan yang bertemu dengan penolakan membuatku jatuh berdebam. Sakit. Aku berlari ke puncak tertinggi. Berharap bisa mengalihkan sejenak kesakitan dengan keindahan.

Aku ingin membuktikan bahwa cinta dan rasa suka hanyalah konsep yang dibangun dari puing material. Aku yang menjauh atau kau yang lenyap. Atau pertanyaannya dirubah, jika kau tak ada, apakah aku bisa menyukaimu.

Sebaliknya, jika aku tak dilahirkan di dunia, apakah bisa aku mengalamatkan cinta padamu. Karena sifatnya materi, ia akan merayap mencari objek lain untuk menetap. Kau hanyalah satu dari sekian banyak pilihan tempat berlabuh. Aku yang memilih, kau yang menetapkan.

Itulah satu-satunya alasan yang membawaku ke sini. Berdiri ditengah hamparan sahara. Tidur dibawah bentangan langit semesta. Menggapai puncak lalu memperluas cakrawala.

Bahwa mata, tak boleh hanya terkungkung pada satu penglihatan saja. Bahwa rasa, tak boleh terikat oleh satu objek saja. Ia harus bebas lepas. Terbang melayang, melanglang buana mengitari alam semesta.

Baca: Mengeja Indonesia di Puncak Gede


0 komentar:

Post a Comment