Friday, 19 September 2014

Ngobrol Bareng Ipho Santosa


Yup, mungkin para pembaca menduga-duga, kapan ni anak ngobrol bareng Ipho? Jawabnya, tidak pernah adapun tulisan ini merupakan hasil dari seminar Sukses Kaya Bahagia (SKB) Masjid Andalusia. Cuma kebetulan yang ngisi seminarnya adalah Ipho. Ingat ya seminar, bukan ngobrol, karena ngobrol sifatnya dua arah sedangkan seminar hanya satu arah. Mengapa judulnya disebut dengan “ngobrol” itulah bedanya. Mendengarkan secara sadar dengan tak sadar. Ups… hehe terjadi proses dialog di dalamnya.


Tentu sebagin dari kita pernah mendengar sabda yang memiliki arti “ Allah suka Mukmin yang kuat”  kuat dalam kalimat tersebut tentulah memiliki arti yang sangat luas. Kuat dalam arti segala-galanya. Kuat harta, ilmu, dan sebagainya. Disamping itu kita juga sering mendengar anjuran agama agar kita terus lebih baik dari hari kemarin. Dengan kata lain kita sebagai muslim harus mempunyai semangat produktif yang terus terpelihara. Karena orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin adalah orang orang yang rugi.


Dalam Sembilan puluh Sembilan nama-nama Allah ada yang dikenal dengan Allah maha kaya. Dan lazimnya orang yang beragama islam tentu Tuhannya adalah Allah SWT. maka tumpahkanlah semua yang kita mau dan keinginan ke Tuhan yang maha Kaya. Karena Dialah satu-satunya Tuhan tempat meminta dan mempunyai segala-galanya.


Salah satu penyakit bangsa kita bangsa Indonesia adalah kebanyakan mikir sehingga berujung pada penundaan pekerjaan yang berkepanjangan. Mau mencoba ini takut salah. Mau mencoba itu taku dicela san sebagainya. Coba kita pikirkan kembali perjuangan Bung Karno dan Bunga Hatta ketika memproklamirkan kemerdekaan. Mereka lakukan semua itu tanpa pikir panjang. Jika ada rintangan di pertengahan jalan mereka selesaikan dalam tempo waktu sesingkat-singkatnya. Inilah kutipan menarik yang harus selalu kita ingat, “Diselesaikan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya”.


Kita akan suskes jika ada peran doa orang tua di dalamnya. Itulah alasan mengapa nabi Adam tidak kaya, karena dia tidak ada orang tua dan diapun bingung mau pulang kampong kemana (just kidding) intinya adalah kita sebagai anak manusia yang memiliki kedua orang tua harus selalu meminta doa orang tua kita secara kontinu. Jika mereka jauh di kampong halaman maka susul mereka. Jika jarak yang memisahkan terlalu jauh dengan kelurgamu, tidak ada alasan bagimu utnuk tidak berbakti kepada mereka. Kuncinya berbakti kepada orang tua di tempat perantauanmu. Banyak orangtu-orangtua yang berada disekitarmu. Kau berbakti pada mereka. Maka Tuhan akan menyampaikan Baktimu kepada orang tua yang jauh di kampong halaman. Berbakti mengundang rezeki dan durhaka mengundang petaka.


Dalm sholat, ada yang kita kenal dengan namanya rukun atau bisa diartikan dengan ritual yang harus dipenuhi agar sahnya suatu pekerjaan. Esensi rukun itu adalah saling menyamakan dan membantu visi. Semisal sholat Dzuhur si makmum pasti mengikuti imam. Ketika imam sholat dzuhur maka makmumpun sholat dzuhur.  Tidak ada ceritanya, imam sholat dzuhur si makmum sholat jenazah. Maka indikator dari kerukunan suatu rumah tangga bisa dilihat dari kesamaan visi yang berarti juga saling membantu mendoakan agar visi satu sama lain tercapai. Bersegeralah berbagi doamu dan ikut mendoakan agar doa orang lain juga terkabul.


Hilangkan dengki dan iri. Fokuskan apa yang kita mau. Kita berdoa agar menang tapi jangan berdoa agar musuh kita hancur. Boleh menjadi putih, asal jangan dengan cara menghitamkan orang lain. Ini yang tidak boleh. Kutipan menarik dari pertemuan ini adalah “sekalipun babi itu dipakaikan jilbab dan disunat tetap saja hukumnya haram”. Intinya?? Silahkan jawab sendiri.

sumber gambar :
http://www.propertiniaga.com/2013/08/STEI-Tazkia-dan-Masjid-Andalusia-Islamic-Center-Sentul-City.html 

0 komentar:

Post a Comment