Thursday, 21 November 2013

Budidaya Karet Solusi Global warming dan Krisis Financing

Jikalau kita perhatikan, isu global warming atau yang lebih kita kenal dengan istilah pemanasan global telah menjadi isu yang paling sering dibahas. Bisa dikatakan, global warming merupakan trending topik yang paling sering dibicarakan dalam bebagai kesempatan dan tempat. Karena secara tak langsung global warming akan berdampak langsung bagi kelanjutan bumi tempat kita berpijak ini yang secara otomatis jikalau bumi kita ini hancur maka kitapun akan ikut hancur waw...! Tentu saja tak ada satupun dari kita yang menginginkan hal itu terjadi, karena jika semuanya terjadi maka berakhirlah sudah kehidupan kita ini dengan kata lain “KIAMAT”. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengatasi global warming itu ialah melestarikan sekaligus menjaga hutan sebagai paru-paru bumi kita ini.


Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun.Seperti kata pepatah orang Indonesia,”rumah” kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam “kehidupan”. Dari zaman batu sampai zaman Briptu Nrman Kamaru, sudah banyak kejadian dahsyat yang terjadi di sini. Sudah banyak pula spesies yang lahir dan punah di planet ini. Dari semua “memori” bumi kita ini, ada satu hal yang menarik menyangkut pemanasan global, suhu di bumi bisa naik dan bisa turun secara berkala dalam waktu yang sangat lama. Contoh sederhana saja:zaman es.Menurut sejarah, zaman es ini terjadi diakhir masa Mesozoikum  zaman Kuarter(68 - 140 juta tahun lalu). Salah satu dampak dari zaman es ini,selain dampak lingkungan,adalah menyatunya sebagian daratan Nusantara dengan Asia. Hal ini dapat dilihat dari persamaan spesies flora dan fauna yang ada antara Indonesia bagian Barat dengan daratan Asia.

Karena kenaikan suhu bumi, maka zaman es tersebut pun berakhirlah sudah. Tetapi hal ini sudah cukup menunjukkan kepada kita bahwa bumi ini pernah mengalami perubahan suhu secara global. Pada saat ini juga, bumi kembali mengalami hal yang sama. Hanya saja, kalau dahulu perubahannya dari yang dingin menjadi lebih hangat alias sejuk, namun sekarang dari yang hangat menjadi semakin panas.

Sebelum era modern, dimana industri belum berkembang, kehidupan di planet ini sudah memproduksi gas karbon. Tetapi jumlahnya tidak sedahsyat sekarang. Apalagi masih banyak konverter gas karbon yang tersedia yang masih mampu mengkonversi semua gas karbon tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan, bahkan dibutuhkan oleh kehidupan, seperti oksigen.

Salah satu konverter tersebut adalah hutan. Hutan merupakan paru-paru dunia yang ikut berkontribusi dalam menyuplai oksigen untuk bumi kita ini, hutan juga merupakan habitat dari berbagai jenis flora dan fauna. Hal inilah yang menjadikan negara Indonesia sebagai salah satu dari harta karun dunia dikarenakan Indonesia memiliki hutan yang paling luas setelah Brazil. Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tumbuhan lain yang dianugerahi kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas oksigen. Tetapi akibat meningkatnya populasi,yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan pemukiman, hutan dijadikan sebagai ladang untung mencari keuntungan sebesar-besarnya sehingga mereka membabat habis hutan untuk diambil kayunya atau menjadikan hutan sebagai tambang batu bara, emas, timah, dan lain sebagainya tanpa mau menanggung konsekuensinya terhadap pelestarian lingkungan,  sehingga menyebabkan jumlah hutan berkurang drastis. Belum lagi permintaan pasar akan kayu yang semakin melambung tinggi. Maka hutan tinggal menunggu waktu untuk musnah layaknya orang sekarat yang menunggu ajalnya saja. Lambat-laun harta karun itu akan lenyap untuk selama-lamanya.

Di Indonesia,kerusakan hutan terjadi sebesar 1,8 juta hektar pertahun.  Dengan demikian itu mengangkat Indoneia masuk Guinness Book of World Records sebagai negara dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.WAW!!! ( Situs internet penyebab global warming)

Sebenarnya orang yang melakukan penambangan liar tersebut bisa dituntut secara hukum, karena untuk menambang suatu hutan diperlukan izin dari Departemen Kehutan disebabkan kegiatan tambang menambang tersebut erat kaitannya dengan perusakan alam. Namun lagi-lagi kongkalingkonglah yang berperan disini, pemerintah yang seharusnya melakukan pengawasan dengan baik, nayatanya tidak sesuai dengan teorinya. Banyaknya jumlah pertambangan yang beroprasi disebabkan adanya “obral” izin yang dilakukan oleh pemeritah.

Banyak hal yang menjadi “penggoda” komitmen pemerintah dalam memberlakukan izin tersebut. Dua diantaranya adalah uang dan kekuasaan. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan  aktif dari masyarakat untuk memantau kinerja pemerintah dalam hal pengawasan dan perizinan  pertambangan. Kejadian yang demikian hanyalah salah satu dari sekian banyak kegiatan yang mempengaruhi Global warming yang nantinya akan berdampak langsung pada kerusakan lingungan. Oleh karena itu, dibutuhkan  solusi yang suatu saat nanti akan mampu merubah kondisi ini menjadi lebih baik sehingga pada saatnya nanti anak cucu kita masih bisa merasakan harta karun dunia ini.

Terlepas dari problematika diatas, Indonesia juga sedang dirundung oleh krisis ekonomi dimana kurangnya pemberdayaan terhadap penganggur-penganggur Indonesia yang kian bertambah setiap waktunya, sehingga Indonesia masuk dalam golongan Negara termiskin dikarenakan banyaknya penduduk Indonesia yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Padahal dengan kekayaan alam yang melimpah ruah harusnya Indonesia bisa menjadi Negara makmur sekaligus Negara adikuasa di dunia ini. Indonesia bisa dikatakan merupakan miniaturnya dunia. Dari bahan pertambangan sampai pertanian semuanya ada di Indonesia. Namun sayang beribu sayang semua kekayaan itu belum tereksploitasi sacara keseluruhan atau mungkin lebih tepatnya semuanya itu masih dijajah oleh segelintir orang yang mengatas namakan pemerintah, dengan dalih untuk pembangunan bangsa.

Dari kedua masalah tersebut ada sebuah solusi yang bisa mengatasinya sekaligus atau secara bersamaan yaini budidaya karet. Disatu sisi budidaya karet bisa dijadikan sebagai pengganti pohon-pohon yang telah ditebang oleh orang yang tak bertanggung jawab dan disisi lain budidaya karet juga bisa mengangkat perekonomian Negara. Karena tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting bagi devisa Indonesia. Sehingga tanaman karet memiliki prospek yang lebih cerah dibanding perkebunan lainnya. Disamping itu Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: Dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, Mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis dan karetpun cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah. Adapun karet dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut:
Ø  Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu optimal 280 c.
Ø  Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut
dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah
bervariasi dari 3,0-8,0
Ø  Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.
(sumber : * Deptan disbun Sumsel/Litbang Deptan)

Dengan kata lain budidaya karet cocok untuk semua daerah di Indonesia. Dibanding perkebunan lainnya, perkebunan karet relative lebih menguntungkan dengan komoditas yang lainnya. Semisal budidaya sawit, perkebunan sawit akan mengurangi tingkat kesuburan tanah sehingga menyebabkan tidak bisanya dilakukan perkebunan tumpang tindih dalam proses pembudi dayaannya sebagaimana perkebunan tumpang tindih yang biasa dilakukan dalam pembudi dayaan kebun karet. Sehingga dalam proses penantian, sampai kebun karet tersebut bisa dipahat, kita bisa menanaminya aneka sayur mayur seperti cabai, terong, jahe, serai, dan lain sebagainya.

Perkebunan karet juga dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan memiliki prospek harga yang cukup baik. Dalam seminggu seorang petani karet yang memiliki kebun karet seluas 1 bidang akan menghasilkan karet dengan berat 100 kg dan jika dikalikan dengan harga rata-rata perkilonya yaini berkisar 10 ribuan, maka seorang petani akan menghasilkan 1 juta dalam satu minggu dan 4 juta dalam satu bulan Belum lagi jika petani tersebut memiliki 3 bidang atau lebih, maka bisa dibayangkan berapa keuntungan yang bisa didapatkan seorang petani karet dalam sebulannya. 

Kebutuhan dunia terhadap karetpun semakin meningkat dari waktu-kewaktunya, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya pemakain alat-alat transportasi di Negara-negara maju yang secara langsung mempengaruhi hasil bumi perkebunan karet berupa ban yang merupakan salah satu hasil dari perkebunan karet.  Karet juga bersifat tahan air, jadi karet juga digunakan sebagai bahan membuat jas hujan dan selang plastik. Karet juga bersifat isolator listrik, yaitu dapat menghambat  aliran  listrik. Oleh  karena itu, karet digunakan  untuk pembungkus luar kabel-kabel listrik yang terbuat dari tembaga. Tujuan penggunaan karet adalah agar tidak terkena aliran listrik.
(Sumber: Encarta 200)

Jikalau kita perhatikan manfaat dan keunggulan budi daya karet diatas, maka budi daya keret merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi global warming dan krisis financing. Karena dengan budi daya karet kita telah membantu dalam memperbaiki hutan kita dengan mengadakan penanaman bibit bibit karet sebagai ganti dari pohon pohon yang telah ditebang dan juga kita telah menjaga tingkat kesuburan tanah seperti yang telah dijelaskan diatas tadi. Disamping itu melihat prospek harganya yang cukup baik seiring semakin meningkatnya kebutuhan dunia terhadap hasil karet, maka secara tak langsung hal tersebut akan turut andil dalam mengangkat perekonomian bangsa yang kita cintai ini “Save our world and our life with gardening lateks”.

0 komentar:

Post a Comment