Kamis, 30 Mei 2013
Tadi malam kami dapat undangan dari bang Imam untuk menghadiri momen pertambahan umur bagi bang Haris mantan ketua Hijau Hitam cabang Bogor. Banyak hal yang kami dapatkan dari pertemuan tersebut. Kebetulan perwakilan yang datang dari hijau hitam Tazkia malam itu hanya aku dan Ilo. Inilah yang harus diperbaiki kedepannya, menejemen informasi yang kurang bagus dalam kebersamaan kami. sehingga terjadi ketidak merataan info yang beredar dikalangan hijau hitam Tazkia “kita akan semakin solid dengan banyaknya kebersamaan yang kita jalani, jadikan info sebagai perekatnya untuk kemudian dijadikan komando atas kebersamaan selanjutnya”, begitulah saran Harapan yang kuterima malam ini.
Tadi malam kami dapat undangan dari bang Imam untuk menghadiri momen pertambahan umur bagi bang Haris mantan ketua Hijau Hitam cabang Bogor. Banyak hal yang kami dapatkan dari pertemuan tersebut. Kebetulan perwakilan yang datang dari hijau hitam Tazkia malam itu hanya aku dan Ilo. Inilah yang harus diperbaiki kedepannya, menejemen informasi yang kurang bagus dalam kebersamaan kami. sehingga terjadi ketidak merataan info yang beredar dikalangan hijau hitam Tazkia “kita akan semakin solid dengan banyaknya kebersamaan yang kita jalani, jadikan info sebagai perekatnya untuk kemudian dijadikan komando atas kebersamaan selanjutnya”, begitulah saran Harapan yang kuterima malam ini.
Sebelum menuju
lokasi aku ke Dramaga terlabih dahulu untuk menyusul Ilo yang telah datang
duluan, sekalian langsung kutemui Fawas salah seorang anak matriks untuk
kemudian langsung kupinang agar bergabung dengan Badan Eksekutuif Mahasiswa
tazkia, tepatnya dikementrian Komunikasi dan Informasi. Al-hammdulillah
semuanya berjalan lancar. Setelah itu kamipun berangkat menuju lokasi yakni di
perumahan Yasmin. Karena tdak tahu dimana lokasinya, kamipun terpaksa harus
berhenti di bunderan yang berada di tengah perumahan Taman Yasmin. Beberapa menit
kemudian alamat yang dituju sudah kami dapatkan dari Malik si ketua komisariat,
Cemara III no 42.
Sesampainya
disana kami langsung disambut oleh bang Ikir salah satu senior perikanan,
kamipun langsung diperkenalkan dengan orang-orang yang berada disana salah
satunya bang Haris sang mantan ketua cabang yang punya hajat hari ini. Dan
inilah bagian yang kusenangi dalam setiap silaturrahmi ke tempat abang-abang
“makan”, kami langsung diarahkan untuk makan. Ternyata acara telah dimulai dari
ba’da maghrib tadi. Begiitulah budaya yang terbangun dalam Hijau Hitam, semakin
larut semakin semakin hidup. Tak lama kemudian temen-temen yang lainpun
berdatangan.
Mereka memang paling
pintar membuat kita seakan-akan penting. Hal ini bisa dilihat dari
perngahargaan yang diberikan para abang-abang terhadap pendapat yang kami
lontarkan tatkala diminta untuk berpendapat tentang Hijau Hitam. Padahal
siapalah kami? Tentunya kita semua juga sudah mempunyai kesimpulan
masing-masing terkait apa yang harus kita perbaiki dalam Hijau Hitam ini.
Tentunya ini juga menjadi pembelajaran untuk diterapakan di ruang lingkup yang
lebih besar. Memposisikan temen bicara sebagai orang penting. Antusias dan
terus gali apa yang mereka ketahui, ternyata merupakan jurus ampuh dalam
komunikasi. Setiap insan punya pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Nah
inilah yang harus kita gali dan pelajari dari mereka, bagaimana agar
mendatangkan suasana yang win win solution.
Suasanapun
semakin seru dengan merangkaknya sang rembulan menuju peraduannya yang
tertinggi untuk selanjutnya kembali menurun sebagai pertanda bahwa hari
bergerak menuju fajar. Ada banyak sekali kesimpulan yang didapatkan dari
diskusi tersebut. Takkan mudah untuk mencapai semua kesimpulan tersebut jika
standar yang kita pakai hanyalah pengalaman pribadi. Mungkin inilah salah satu
hikmah dianjurkannya silaturrahmi “berbagi pengalaman untuk dipelajari dan diterapkan
dalam konteks pribadi”.
Salah satu
kritik yang perlu dicamkan bahwa silaturrahmi itu jangan hanya ketika ada
maunya saja. Rizki bisa didongkrak dengan menekan rasa malu dan individualis.
Dan pesan Bang rego. ”Berproseslah dengan memperbanyak kuantitas silaturrahmi
dengan teman-teman”, karna sebuah
jawaban biasanya akan muncul lebih cepat ketika dibenturkan dengan masalah dan
masalah itu biasanya berasal dari interaksi yang kita lakukan dengan
lingkungan.
Apalah arti
berfikir jika terlepas dari nilai-nilai kehidupan. Tujuan kita berfikir
pastinya untuk menghasilkan sebuah konsep yang kemudian kita implementasikan
dalam kaehidupan sehari-hari. Nah disinilah peran Politik yang kita mainkan.
Bagaimana caranya agar konsep yang kita buat bisa berjalan sesuai dengan
rencana. Ketika kita tidak mempunyai rencana dalam memperjuangkan sebuah konsep,
maka siap-siap kita akan menjadi bagian dari rencana orang lain. Ambil alih
tali kekang pribadi itu dalam memaknai
kemerdekaan individu seutuhnya. Kita ini terkadang terlalu melampaui zaman berfikir 1000 langkah
lebih maju namun gerakan masih jalan di tempat NATO (red.not action talk only).
“Pikiran moderat, perbuatan konservatif”, kilah bang Ikir. Dan kesimpulan yang
kita dapat mulai sekarang, mottonya satu kata satu perbuatan.
Tak ada yang
salah dengan langkah yang kita jalani sekang. Toh jika kita salah dalam
mengambil star, kita harus mulai betanggung jawab seutuhnya terhadap pilihan
tersebut. Fokus terhadap bidang yang kita ambil sekarang. Perkuat kapasitas dan
jadikan politik sebagai pemulus jalannya. Mau akunkah itu? pemasarankah?
Keuangankah? Dan yang lainnya kesemuanya itu dipelajari dengan seksama untuk
kemudian diterapkan dalam kehidupan sehingga pada akhirnya bisa mendatangkan
manfaat untuk semesta. Mengamalkan Ilmu agar bermanfaat sebagai amal dalam
memaknai Rahmatan lil’alamin, menebar rahmat untuk semesta.
Jadikan kejayaan
masa lalu sebagai standar dalam menjalani kehidupan. Jika dulu mereka bisa
mencapai sampai Z maka kitapun harus berusaha menuju Z. Sekalipun itu belum
pasti, yang pastinya YAKUSA!! Yakin akan semua hal bahwa itu merupakan takdir
yang telah ditetapkan Allah SWT. Usaha sekuat tenaga dengan mengerahakan
seluruh daya dan upaya. Sampai, pada akhirnya usaha yang kita lakukan pasti
menemui titik final dan pada titik inilah Takdir itu berada dalam makna yang
sebenarnya.
Pada dasarnya
masalah yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan seberapa lihai kita
mengkomunikasikan masalah tersebut. Dan komunikasi merupakan modifikasi dari
Do’a. seberapa beratkah masalahmu? komunikasikan kepada Allah yang Maha segala-galanya.
Dan komunikasi mesti dilakukan baik secara vertical yakni antara manusia dan Tuhan
serta komunikasi secara horizontal yakni antara manusia dan manusia.
0 komentar:
Post a Comment