Tuesday 24 December 2013

Pemasaran Dalam Islam

Bermula dari kegelisahan dalam melihat dunia pemasaran  yang sangat identik dengan iklan. As we have know together, bahwa dunia periklanan kita sekarang sangat identik dengan rayuan-rayuan yang begitu menggoda serta yah.. bisa dikatakan menjual tipuan. Semenjak kapan kulit putih dijadikan standar kecantikan seseorang sehingga mereka yang berkulit gelap harus membeli produk tersebut. semenjak kapan suatu makanan dijadikan satandar kegaulan seseorang. “ lu gak makan ini, gak gaul lu…” dan masih banyak keganjilan-keganjilan yang lainnnya. Maka hal ini membuat saya mencari model ‘pemasaran islam’ yang bakal mengarahkan kita pada satu muara, yakni kesejahteraan baik di dunia lebih lebih di akhirat. Walaupun saya yakin apa yang saya tulis ini belum mewakilkan dari ‘pemasaran islam’ yang sesungguhnya.

Pada suatu ketika, tepatnya di perpus. Mata saya bertemu pandang dengan sebuah buku yang berjudul ‘Marketing Muhammad SAW ’. kurang lebih ada beberapa hal yang bisa kita jadikan patokan dalam berbisnis berdasarkan yang saya fahami dari buku tersebut. buku tersebut banyak mengambil contoh dari sejarah kehidupan Nabi Muhammad dalam berbisnis. Dan dalam tulisan ini saya ingin focus pada Segmentasi dan Positioning ala Rosul.

Segmentasi adalah cara membagi pasar berdasarkan pada variable-variable tertentu. Bisa berupa wilayah, jenis kelamin, usia dan sejenisnya. Kegiatan segmentasi  tidak mempuanyai batasan. Semakin kreatif kita melihat pasar, kita akan menyadari bahwa masih banyak segmen yang belum tersentuh oleh pasar. Keratifitas menjadi kunci dalam melihat pasar yang belum pernah terbayangkan oleh pasar sebelumnya.

Sebelum melakukan proses Bisnis, Nabi biasanya melakukan beberapa kunjungan ke Negara yang hendak dimasuki bisnis. dan Bahrain salah satu Negara yang pernah dikunjungi beliau. Sebuah negara yang terletak di bagian timur Semenanjung Arabia. Sehinggan Rosul mengetahui secara rinci tentang kebiasaan setempat. Cara hidup penduduk Bahrain, cara makan dan minum. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi telah berkali-kali mengunjungi Bahrain untuk perjalanan bisnis. Berangkat dari pengetahuan cermat dan teliti, Nabi dapat menjual barang dagangannya dengan baik dan mampu menghasilkan keuntungan.
Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Rosulullah saw. Adalah secara individu. Pengenalan yang mendalam, memungkinkan Nabi untuk mengetahui bagaimana pola pendekatan yang harus dilakukan. Pada kahirnya beliau mampu memasuki semua segmen yang ada  dari berbagai tingkatan usia, status social, dan kebiasan. Pola pikir seperti ini jelas merupakan sebuah hal yang langkah dan sangat jarang dilakukan oleh pebisnis saat itu. dan Rosul menyadari bahwa dengan melakukan pendekatan personal, ia tidak hanya menjual, tetapi juga akan mendekatkan diri dengan konsumen. Kedekatan ini memungkinkannya untuk menggali apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Positioning adalah bagaimana menempatkan produk anda ke dalam benak konsumen secara luas sehingga akan tertanam dalam benak pasar bahwa perusahaan anda adalah definisi dari produk yang anda jual. Bagaimana membuat produk yang anda jual mendapatkan gelar “persepsi akan satu kategori tertentu”. 
Mari kita tinjau konsep positioning pada diri Rosulullah saw. Pada waktu itu, positioning yang terajdi bukan pada produk karena penggunaan merek belum menjadi sebuah hal yang lazim digunakan. Pada masa itu merek yang tercipta hanya berdasarkan lokasi geografis , seperti sutra cina. Akibatnya, positioning yang lebih condong  pada personal branding pada diri rosulullah saw.
Reputasi rosul sebagai padagang yang jujur dan terpercaya sudah terbina dengan baik sejak muda, baik di kalangan pengusaha maupun investor yang merupakan orang-orang kaya di kota Mekkah. Positioning itulah yang terus menerus beliau tanamkan sehingga mengakar dengan baik dalam benak para pengusaha. Mungkin positioning ini juga bisa disebut dengan karakter, yakni sifat-sifat yang sudah tertanam dalam diri seseorang.
Di luar itu, rosulullah mampu mem-positioningkan dirinya dengan lingkungan dimana dia berada. Dimata para prajuritnya, beliau adalah seorang panglima yang brilian dengan strategi yang jitu. Di mata keluarganya, beliau adalah kepala keluarga yang baik, suami teladan, dan ayah yang ideal. Di kalangan musuh, beliaupun memiliki positioning yang kuat dan sangat disegani.
Dengan demikian, positioning yang dibangun rosulullah telah tumbuh dengan kuatnya. Sampai saat ini, positioning itu masih sangat kuat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya orang yang mengidolakan, mengagumi dan mengikuti semua contoh yang telah belaiu berikan. Maka tak heran jika Beliau berada di puncak nomer wahid dalam daftar tokoh yang berpengaruh seluruh dunia.
Positioning juga bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita ingin dikenal seperti apa? Lalu mulai dengan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Tentu jika sifat yang ingin kita ukir belum ada dalam diri kita, maka kita harus membiasakannya agar menyatu dengan pribadi kita. So… segera ukir dari sekarang sifat dan seperti apa kau ingin dikenal dan diingat. Maka dengan sendirinya kita akan menjadi manusia yang berkarakter.
Kesimpulannya, bahwa Rosul membangun positioningnya dengan reputasi yang di ukir semenjak masih belia. Segera berbenah untuk pribadi yang lebih berkarakter. Jika dunia yang sekali ini berakhir, maka karya apa yang telah kita ukir sehingga kita layak untuk dikenang. Selamat menuju titik akhir kehidupan.




0 komentar:

Post a Comment