Sunday, 7 July 2019

Iwan Fals yang Antusias

Bukan Iwan Fals
Aku duduk khusyuk menghadap laptop. Kuputar lagu Iwan Fals untuk menemani aktivitas surfingku. Bias angin malam sesekali menabrak tubuh. Ia masuk dari jendela kamar yang sengaja kubuka untuk mengusir pengap. Ya, sebuah ruang yang terlalu lama terisolasi akan menyemai bibit penyakit. Keep moving on!

Lagu Iwan Fals selain enak didengar, juga punya muatan pesan sosial yang tajam. Lagunya banyak terinspirasi dari sosok yang dia amati. Seperti lagu Oemar Bakri yang menceritakan suka duka seorang guru. Lagu Hatta yang menggambarkan bapak bangsa yang sederhana. Ataupun lagu Bento yang sangat familiar, mendeskripsikan seseorang yang punya segala galanya, namun tetap culas dan serakah.

Sebagai seorang mahasiswa, tentu saja lagu Sarjana Muda terdengar cukup menyayat hati. Terasa pilu untuk yang baru wisuda. Sayang, aku tak begitu suka lagu Iwan berjudul Joni Kesiangan. Karena menggambarkan lelaki hidung belang. Cause, it's my name. Hahaa

Iwan Fals secara tak langsung ingin menyampaikan, setiap orang punya sisi menarik untuk diceritakan. Alasan ini pula yang membuatku tertarik mendengarkan cerita orang orang. Bahkan sedikit agresif untuk mencuri tahu aktivitas mereka. Aku sangat kepo untuk beberapa kondisi.

Beberapa waktu lalu, sembari mengisi kekosongan selama perjalanan, aku ngobrol dengan seorang pengojek online. Aktivitas yang telah menjadi rutinitas membuat mereka hapal jam jam lahan basah. Ya, waktu yang subur untuk memanen orderan. Salah satunya jam pulang kerja dan bubar sekolah. Biasanya mereka mangkal di area terdekat.

Selama mengaktifkan aplikasi, mereka juga kerap melancarkan strategi. Tips menyiasati agar tak bersinggungan dengan ojek pangkal. Atau mengatur supaya orderan yang didapat tidak menjauhi rute pulang. Pengojek baru biasanya lebih sering kena marah customer karena belum hapal jalan. Ada juga orderan diluar perkiraan. Seperti mengawal mobil jenazah atau jadi penyemarak pawai timses. Kami ngobrol banyak hal.

Aku sepakat dengan Iwan Fals, setiap pribadi selalu punya cerita menarik. Dan Iwan, berhasil mengolahnya menjadi karya yang mengaktifkan sensitivitas kemanusiaan kita. Salut!

Baca juga : Supremasi Hukum yang Kita Rindukan


0 komentar:

Post a Comment