Tuesday, 5 November 2013

Hikmah secangkir KOPI di KEDAI IPOK

Sabtu, 14 september 2013


Apalah artinya jarak sentul-kedai IPOK dibanding fakta-fakta penyadaran yang kami dapatkan malam ini. Yups sungguh malam minggu yang berkesan. Dari secangkir kopi, kami bisa mendaptkan pengetahuan yang kalau dilembagakan layaknya pendidikan kami tak tahu berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mengundang pembicara. Lewat secangir kopi, kami bisa merajut dan meperkokoh chemistry diantara kami, sehingga sekat-sekat individual itu mulai terkikis diiris oleh canda, tawa dan kalimat-kalimat yang menyegarkan. Dan berkat secangkir kopi juga, kami mulai menyadari dan merasa bangga, karena setidaknya kami tidak ikut-ikut menanam karakter semi-kolonialisme dalam diri kami, dengan memilih minuman khas Indonesia dibanding pepsi, coca-cola, softdring atau apalah namanya.

Diskusi memang benar benar sarana bagi kita untuk berbagi kegelisahan. Di dalamnya kita bisa mengetahui perkembangan terkini. Mulai dari politik, budaya dan semuanya. Diskusi juga merupakan fasilitator bagi manusia untuk terus sadar dan memelihara jiwa dari tipu-tipu dunia yang semakin tak waras, baik itu di masa lalu, sekarang dan nanti. Soekarno, Aidit, Dawam rahardjo, Amien Rais dan yang lainnya hanyalah sekelumit contoh orang yang mendapatkan ide-ide segar dari sebuah forum diskusi. Namun pada akhirnya diskusi juga harus dilanjutkan dengan aksi. Sangat tepat jika kita mengutip sebuah idiom yang mengatakan “Diskusi tanpa aksi, Onani. Aksi tanpa diskusi, anarki. Sehingga kitapun akan mengarah pada titik balance ketika kita menjalankan keduanya.

Untuk menambah keberagaman pengetahuan yang didaptkan, kita harus mengatur bahan bacaan sesuai dengan disiplin masing-masing. Sehingga perputaran informasi dan pengetahuan diantara kita semakin beragam. Bhinika tunggal Ika. Walaupun berbeda-beda tetap satu bahasa, yakni bahasa yang menyegarkan dan menyadarkan. Ibarat sebuah batre, diskusi merupakan pengisian energy. Bedanya jika batre mengisi energy, tapi diskusi mengisi amunisi penyadaran. Jangan kira diskusi hanya sarana pengisian ilmu belaka, lebih dari itu, diskusi merupakan sarana penyaluran energy yang beraura universal. Jika kau hampa dan menggalau, maka berbuatlah untuk orang lain maka kau akan bangkit. Dan diskusi adalah salah satu cara agar kita bisa berbuat untuk orang lain.

Kita masih terus dijajah. Jika dahulu kita hanya dijajah oleh satu perusahaan saja yakni VOC. Coba lihat betapa banyak perusahaan-perusahaan sekarang yang secara tak langsung telah menjajah Negara kita. Petaninya boleh orang Indonesia, tanahnya boleh tanah Indonesia tapi siapa yang menjadi pemilik ladangya beserta hasilnya. Tambangnya boleh punya Indonesia, pekrjanya boleh asli bangsa Indonesia, tapi lihat siapa yang meraup keuntungannya. Hampir dari setengah keuntungan karet diambil oleh para tengkulak yang ongkang-ongkangan kaki saja. Semuanya disebabkan karena ketidak sadaran kita akan regulasi. Dan bodohnya kita akan sebuah janji kebahagian ilusi. Kita telah dijajah dari pengetahuan, budaya, teknologi dan ideology. Sadarlah!!!...




0 komentar:

Post a Comment