Diskusi memang benar benar sarana bagi kita untuk berbagi
kegelisahan. Di dalamnya kita bisa mengetahui perkembangan terkini. Mulai dari
politik, budaya dan semuanya. Diskusi juga merupakan fasilitator bagi manusia
untuk terus sadar dan memelihara jiwa dari tipu-tipu dunia yang semakin tak
waras, baik itu di masa lalu, sekarang dan nanti. Soekarno, Aidit, Dawam
rahardjo, Amien Rais dan yang lainnya hanyalah sekelumit contoh orang yang
mendapatkan ide-ide segar dari sebuah forum diskusi. Namun pada akhirnya
diskusi juga harus dilanjutkan dengan aksi. Sangat tepat jika kita mengutip
sebuah idiom yang mengatakan “Diskusi tanpa aksi, Onani. Aksi tanpa diskusi,
anarki. Sehingga kitapun akan mengarah pada titik balance ketika kita
menjalankan keduanya.
Untuk menambah keberagaman pengetahuan yang didaptkan, kita harus
mengatur bahan bacaan sesuai dengan disiplin masing-masing. Sehingga perputaran
informasi dan pengetahuan diantara kita semakin beragam. Bhinika tunggal Ika.
Walaupun berbeda-beda tetap satu bahasa, yakni bahasa yang menyegarkan dan
menyadarkan. Ibarat sebuah batre, diskusi merupakan pengisian energy. Bedanya
jika batre mengisi energy, tapi diskusi mengisi amunisi penyadaran. Jangan kira
diskusi hanya sarana pengisian ilmu belaka, lebih dari itu, diskusi merupakan
sarana penyaluran energy yang beraura universal. Jika kau hampa dan menggalau,
maka berbuatlah untuk orang lain maka kau akan bangkit. Dan diskusi adalah
salah satu cara agar kita bisa berbuat untuk orang lain.
Kita masih terus dijajah. Jika dahulu kita hanya dijajah oleh satu
perusahaan saja yakni VOC. Coba lihat betapa banyak perusahaan-perusahaan
sekarang yang secara tak langsung telah menjajah Negara kita. Petaninya boleh
orang Indonesia, tanahnya boleh tanah Indonesia tapi siapa yang menjadi pemilik
ladangya beserta hasilnya. Tambangnya boleh punya Indonesia, pekrjanya boleh
asli bangsa Indonesia, tapi lihat siapa yang meraup keuntungannya. Hampir dari
setengah keuntungan karet diambil oleh para tengkulak yang ongkang-ongkangan
kaki saja. Semuanya disebabkan karena ketidak sadaran kita akan regulasi. Dan
bodohnya kita akan sebuah janji kebahagian ilusi. Kita telah dijajah dari
pengetahuan, budaya, teknologi dan ideology. Sadarlah!!!...
0 komentar:
Post a Comment