Saturday, 14 March 2015

Sosok Dibalik Hujan

annlucky5.blogspot.com 

Wajarlah jika Bogor dikenal dengan julukan kota hujan. Hampir empat tahun kuliah dibogor, aku hidup berdampingan dengan suasananya. Seperti malam ini, hujan turun dengan lebat. Gemuruhnya begitu ramai terdengar. Sesekali aku mendengar guntur yang diiringi dengan kilat. Inilah bogor, kota hujan seklaigus kota dengan frekuensi guntur yang tinggi. Aku merasakannya.

Aku rasa, malam ini aku sangat menikmati hujan, duduk di depan pintu kontrakkan. Menatap derasnya hujan, bersentuhan langsung dengan titik titik air yang dihembuskan angin. Ada rasa senang yang menyusup dalam diriku. Saat-saat seperti ini, paling enak jika berkemul dengan selimut. Tapi, entah kenapa malam ini, aku begitu menikmati suasana hujan. Bagiku, hujan malam ini kembali mengingatkan akan sesuatu yang sering terabaikan. Malalui hujan pikiranku berkelebat menjelajahi dimensi dunia yang luas dan berhenti pada sosok sosok yang sedang bergumul dengan hujan di luar sana.

Duh, bagaimana dengan orang yang tidak punya tempat untuk berteduh, pikirku. Jangankan untuk berselimut tebal, memiliki baju ganti karena basa kehujanan saja susah bagi mereka. Pikiran ku pun berkelebat pada sosok-sosok yang sering tidur dibawah jembatan, emperen toko, jembatan penyeberangan, atau mereka yang kabur dari rumah karena suatu masalah. Begitu kerasnya hidup yang mereka hadapi saat-saat hujan seperti ini. Kedinginan, basah, dan rasa tak nyaman akibat percikan air hujan. Ada banyak sosok yang punya cerita tentang hujan.

Basah kehujanan bukan hanya milik mereka yang tidak mempunyai tempat tinggal. Tetapi, dia juga menghampiri mereka yang tidak punya kesempatan, mereka yang kalah bergulat dengan waktu, tuntutan pekerjaan, ataupun momentum yang belum berpihak. 

Hanya karena kita tak punya kesempatan untuk memiliki kendaraan roda empat, maka kita akan dengan cepat basah ketika hujan datang. Ada yang kehujanan karena tuntutan pekerjaan. Lihat, betapa banyak sosok-sosok manusia yang masih berkeliaran di tengah hujan demi mengais rezeki. Ataupun kehujanan karena momentum yang tidak tepat. Kita bisa menyaksikan begitu banyak para pengendara motor yang terpaksa kehujanan karena terjebak lampu merah. Ah, hujan memang banyak menyajikan cerita.

Beruntungnya kita yang bisa berteduh nyaman di rumah ketika hujan turun. Bergelung dalam selimut tebal untuk melawan dominasi hawa dingin yang menyerang. Namun di tempat yang berbeda, ada sosok-sosok yang harus rela kehujanan karena suatu urusan. Bisa jadi kita juga sering dalam posisi demikian. Bagimana rasanya? Dingin bukan. 

Jika memang kehujanan itu tidak enak, seharusnya itu mengetuk kepekaan kita untuk memikirkan orang yang tidak punya rumah. Merasakan dengan memposisikan diri dalam pengalaman mereka. Sehingga inilah nantinya yang bakal mengetuk rasa kemanusiaan kita, berempati karena sama-sama manusia. Berempati bukan karena dibuat-buat tapi murni panggilan yang datang dari rasa manusia yang kita miliki.

Di sisi lain, hujan juga menyajikan kisah-kisah romantis. Ketika kedinginan mengepung dari segala penjuru akibat hujan melanda, lihatlah orang-orang berhenti berteduh bawah bayangan atap, ada ibu yang melindungi anaknya, ada pasangan yang saling mendekat satu sama lain, Mesra dibalik payung yang menantang gemuruh hujan. Bahkan hujan juga meninggalkan jejak yang elok, jalanan aspal terlihat lebih seksi paska hujan berhenti, segar tanpa debu.

Mencintai hujan dengan segala resikonya, ia datang memberikan pelajaran, baik berupa menguji kepekaan, menyajikan kisah romantis maupun datang dalam bentuk bencana nan durjana. Lihat, bagaimana cara hujan menyapa ibu kota, Dia datang dengan air bahnya. Dia Hadir dengan seribu pesan yang menyertainya. Bahagia, bencana, dan romantika cinta.

Nampaknya, hujan sudah mulia mereda. Sekian!
Sabtu di tengah hujan yang lebat, 14 Maret 2015

2 comments:

  1. Nice..
    mampir ke blog lu' juga yaah. Not so good tapi kali aja ada yg suka hihii
    Dan kalau berkenan bisa folbek :D

    http://luluquotes.blogspot.com/?m=1

    ReplyDelete
  2. Ah mau banget aden lihat, hahah
    segera meluncur lulu'...

    ReplyDelete