Bermula dari kegelisahan
dalam melihat dunia pemasaran yang sangat
identik dengan iklan. As we have know together, bahwa dunia periklanan
kita sekarang sangat identik dengan rayuan-rayuan yang begitu menggoda serta
yah.. bisa dikatakan menjual tipuan. Semenjak kapan kulit putih dijadikan
standar kecantikan seseorang sehingga mereka yang berkulit gelap harus membeli
produk tersebut. semenjak kapan suatu makanan dijadikan satandar kegaulan
seseorang. “ lu gak makan ini, gak gaul lu…” dan masih banyak
keganjilan-keganjilan yang lainnnya. Maka hal ini membuat saya mencari model
‘pemasaran islam’ yang bakal mengarahkan kita pada satu muara, yakni
kesejahteraan baik di dunia lebih lebih di akhirat. Walaupun saya yakin apa
yang saya tulis ini belum mewakilkan dari ‘pemasaran islam’ yang sesungguhnya.
Pada suatu ketika, tepatnya di perpus.
Mata saya bertemu pandang dengan sebuah buku yang berjudul ‘Marketing Muhammad
SAW ’. kurang lebih ada beberapa hal yang bisa kita jadikan patokan dalam
berbisnis berdasarkan yang saya fahami dari buku tersebut. buku tersebut banyak
mengambil contoh dari sejarah kehidupan Nabi Muhammad dalam berbisnis. Dan
dalam tulisan ini saya ingin focus pada Segmentasi dan Positioning ala Rosul.
Segmentasi adalah cara membagi
pasar berdasarkan pada variable-variable tertentu. Bisa berupa wilayah, jenis
kelamin, usia dan sejenisnya. Kegiatan segmentasi tidak mempuanyai batasan. Semakin kreatif
kita melihat pasar, kita akan menyadari bahwa masih banyak segmen yang belum
tersentuh oleh pasar. Keratifitas menjadi kunci dalam melihat pasar yang belum
pernah terbayangkan oleh pasar sebelumnya.
Sebelum melakukan proses Bisnis,
Nabi biasanya melakukan beberapa kunjungan ke Negara yang hendak dimasuki
bisnis. dan Bahrain salah satu Negara yang pernah dikunjungi beliau. Sebuah
negara yang terletak di bagian timur Semenanjung Arabia. Sehinggan Rosul
mengetahui secara rinci tentang kebiasaan setempat. Cara hidup penduduk
Bahrain, cara makan dan minum. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi telah
berkali-kali mengunjungi Bahrain untuk perjalanan bisnis. Berangkat dari
pengetahuan cermat dan teliti, Nabi dapat menjual barang dagangannya dengan
baik dan mampu menghasilkan keuntungan.
Segmentasi pasar yang dilakukan
oleh Rosulullah saw. Adalah secara individu. Pengenalan yang mendalam,
memungkinkan Nabi untuk mengetahui bagaimana pola pendekatan yang harus
dilakukan. Pada kahirnya beliau mampu memasuki semua segmen yang ada dari berbagai tingkatan usia, status social,
dan kebiasan. Pola pikir seperti ini jelas merupakan sebuah hal yang langkah
dan sangat jarang dilakukan oleh pebisnis saat itu. dan Rosul menyadari bahwa
dengan melakukan pendekatan personal, ia tidak hanya menjual, tetapi juga akan
mendekatkan diri dengan konsumen. Kedekatan ini memungkinkannya untuk menggali
apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Positioning adalah bagaimana
menempatkan produk anda ke dalam benak konsumen secara luas sehingga akan
tertanam dalam benak pasar bahwa perusahaan anda adalah definisi dari produk
yang anda jual. Bagaimana membuat produk yang anda jual mendapatkan gelar
“persepsi akan satu kategori tertentu”.
Mari kita tinjau konsep
positioning pada diri Rosulullah saw. Pada waktu itu, positioning yang terajdi
bukan pada produk karena penggunaan merek belum menjadi sebuah hal yang lazim
digunakan. Pada masa itu merek yang tercipta hanya berdasarkan lokasi geografis
, seperti sutra cina. Akibatnya, positioning yang lebih condong pada personal branding pada diri rosulullah
saw.
Reputasi rosul sebagai padagang
yang jujur dan terpercaya sudah terbina dengan baik sejak muda, baik di
kalangan pengusaha maupun investor yang merupakan orang-orang kaya di kota
Mekkah. Positioning itulah yang terus menerus beliau tanamkan sehingga mengakar
dengan baik dalam benak para pengusaha. Mungkin positioning ini juga bisa
disebut dengan karakter, yakni sifat-sifat yang sudah tertanam dalam diri
seseorang.
Di luar itu, rosulullah mampu
mem-positioningkan dirinya dengan lingkungan dimana dia berada. Dimata para
prajuritnya, beliau adalah seorang panglima yang brilian dengan strategi yang
jitu. Di mata keluarganya, beliau adalah kepala keluarga yang baik, suami
teladan, dan ayah yang ideal. Di kalangan musuh, beliaupun memiliki positioning
yang kuat dan sangat disegani.
Dengan demikian, positioning yang
dibangun rosulullah telah tumbuh dengan kuatnya. Sampai saat ini, positioning
itu masih sangat kuat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya orang yang
mengidolakan, mengagumi dan mengikuti semua contoh yang telah belaiu berikan.
Maka tak heran jika Beliau berada di puncak nomer wahid dalam daftar tokoh yang
berpengaruh seluruh dunia.
Positioning juga bisa kita
terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita ingin dikenal seperti apa? Lalu
mulai dengan membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Tentu jika sifat yang
ingin kita ukir belum ada dalam diri kita, maka kita harus membiasakannya agar
menyatu dengan pribadi kita. So… segera ukir dari sekarang sifat dan seperti
apa kau ingin dikenal dan diingat. Maka dengan sendirinya kita akan menjadi
manusia yang berkarakter.
Kesimpulannya, bahwa Rosul
membangun positioningnya dengan reputasi yang di ukir semenjak masih belia. Segera
berbenah untuk pribadi yang lebih berkarakter. Jika dunia yang sekali ini
berakhir, maka karya apa yang telah kita ukir sehingga kita layak untuk
dikenang. Selamat menuju titik akhir kehidupan.
0 komentar:
Post a Comment