Tadi
pagi seperti biasa aku kembali bangun kesiangan. Tepatnya jam 6 lewat
sedikitlah. Niat awal sih mau mengurangi jatah tidur, memakai metode tidur larut
malam dengan harapan ketika mejelang shubuh akan dipaksa bangun oleh kewajiban
Sholat. Namun apalah daya jika kita belum terbiasa dengan gaya hidup baru. Ada
yang bilang jika ingin merubah pola hidup, jangan tergantung dengan semangat,
karena semangat itu datangnya tiba-tiba dan hilangnyapun tiba-tiba. Tapi
biasakanlah dengan membuat kebiasan yang lama-kelamaan bakal menjadi karakter
yang kokoh dalam diri kita. Yaaaah.. kok nyambung kesana jadinya. Heheh
begitulah. Ada sebuah keadaan dalam diri yang suka mengalihkan fokus untuk
menghidari kebuntuaan ketika melakukan sesuatu. Bisa dikatakan membangun alibi
untuk menyembunyikan ke alpaan. Ya, seperti ini. Sebenarnya aku sedang bingung
karena kehabisan bahan tulisan sehingga mencari tema lain hanya sekedar untuk
memperpanjang tulisan.
Jadi teringat dengan perkataan bang Imam di
kedai ipok beberapa bulan yang lalu. ‘politik itu bisa dipelajari dengan
menulis, karena dalam menulis kita pasti membangun strategi agar tulisan kita
ini kelihatan banyak bagi pemula atau kelihatan berbobot bagi yang formula’.
Oke,
to de point saja. Intinya hari ini aku bertemu dengan 2 orang yang memiliki
tujuan hidup yang jelas. Dan dari awal mereka sudah mengenali fashion hidup
mereka. Sesuatu yang bisa membuat mereka kembali semangat ketika malas. Sebuah
niat yang membangunkan jiwa macan dalam diri mereka. Ya… orang yang pertama
ialah bang Kiki, ketua umum HMI cabang Bogor. Tentu apa yang kukatakan ini
berdasarkan pengamatan yang sifatnya subjektif.
Ketua
Umum (Ketum) ini merupakan sosok yang
masuk dalam kelompok assabiku nal awwalun yang selesai kuliah tepat waktu. Untuk
ukuran mahasisa aktifis, dia masuk kategori langkah. Dan setelah kutelusuri
alur kehidupannya sungguh banyak yang harus diambil hikmahnya. Dalam jangka 4
tahun masa kuliah dia begitu produktif dalam menghasilkan karya. 2 tahun kuliah
dia telah aktif di berbagai organisasi intra maupun ekstra dan mempunyai peran
inti di dalamnya. Dan ini bukan karena dia jago dalam lobi lobi politik seperti
lazimnya, melainkan etos kerjanyalah sehingga menarik perhatian kawan kawan untuk
memberikan kepercayaan kepadanya. Dia kuliah dari beasiswa dan semasa kuliah
dia telah menghasilkan 3 buku yang lahir dari jemarinya. Kebetulan ketika
kuliah pernah kerja di percetakan buku sehingga tanpa disadari pekerjaan
tersebut mengantarkannya pada orang yang menawarinya untuk membantu sang ketua
ini, dalam menerbitkan buku. Yah itulah sekelumit fakta tentang ketua cabang,
yakni Qiki kilang syachbudy. Tentu masih banyak sisi lain dari ketum yang belum
tersampaikan pada tulisan ini. Mungkin lain kali sajalah. Karena masih ada satu
sosok lagi yang ingin kusampaikan malam ini, yakni Fakhrul Arifin teman satu
angkatan di Tazkia.
Malam
hari ketika jeda menunggu waktu isya, aku melihat sosokk fakhrul dan aku tergerak
untuk mengobrol dengannya sekalian membahas perkembangan Dinar, even tahunan
kampus, kebetulan dia ketua acaranya. Berdasarkan
ilmu komunikasi dan kunci memenangkan hati orang lain. Kita harus tertarik
kepada orang sehingga orang pun akan tertarik nah.. teori tersebut langsung
kuterapkan dimana aku memposisikan diriku untuk mengambil inisiatif membuka
topik pembicaraan dengan bahasan seputar kehidupan sang kawan bicara. Dan hasilnya
kami mengobrol sampai waktu isya tiba.
Secara
pribadi tentu ada pengetahuan yang kudapatkan dari obrolan tersebut. mengapa
sosok mahasiswa yang satu ini kubilang telah mempunyai tujuan yang jelas?
Karena dia ketika ditanya hobinya apa? Maunya apa? Dan kegiatan sehari harinya
apa? dia mampu menerangkannya secara gamblang dan jelas. Dan setelah di telusuri
riwayat hidupnya, dia merupakan sosok mahasiswa yang tidak suka dengan
pemborosan dan sejak kecil dia sudah biasa hidup mandiri. Dalam artian bisa
membiayai hidupnya sendiri. Padahal jika kita lihat, keluarganya merupakan
yah.. bisa dikatakan berlebih lah. Namun mereka mampu hidup dengan sederhana.
Dan sosok inipun telah memiliki bisnis yang bergerak di bidang pengembangan
diri, manajemen dan lain sebagainya. Bahkan per bulan dia sudah bisa
mengantongi uang sebesar ‘…’ juta. Waaaaaaaaw… mahasiswa, masih muda namun
pengalamannya sungguh bikin terpesona.
Dari
pertemuanku dengan kedua orang tersebut aku jadi terfikir untuk segera mungkin
menemukan potensi yang ingin kutonjolkan. Hidup tanpa tujuan yang jelas ibarat kapal
yang berjalan tanpa arah ditengah lautan. Aku mulai tergerak untuk
memaksimalkan waktu yang kumiliki dan mengisinya dengan perbuatan-perbuatan
yang poduktif. Semoga kedepannya aku mampu memberikan keceriaan, semangat,
kebanggaan, kententraman bagi orang orang di sekitarku. Dan untuk diriku
sendiri, aku berharap kepada Tuhan yang MahaKarya untuk diberikan kenyaman
dalam menikmanti hidup yang Engkau anugrahkan ini dan dimudahkan dalam membuat
karya sebanyak mungkin. Aku ingin merubah sikapku yang lebih condong pada pencarian
pengakuan eksistensi dari para manusia. Aku akan merubah niatku ‘berbuat dan
berkarya karena ingin dinilai oleh Allah SWT’, aku akan berusaha sekuatnya untuk
membelokkan pikiran pikiran yang mengarah pada pedewaan manusia. Good bye
pribadi masa lalu. Aku telah berubah menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri.
Semangat perubahan.
" Jika hanya bekerja agar terlihat sibuk, segera berbenah.
sejatinya kita sedang diperbudak oleh waktu "
0 komentar:
Post a Comment