Wednesday 10 September 2014

Belajar Hidup Produktif dari Mereka

  
Tadi pagi seperti biasa aku kembali bangun kesiangan. Tepatnya jam 6 lewat sedikitlah. Niat awal sih mau mengurangi jatah tidur, memakai metode tidur larut malam dengan harapan ketika mejelang shubuh akan dipaksa bangun oleh kewajiban Sholat. Namun apalah daya jika kita belum terbiasa dengan gaya hidup baru. Ada yang bilang jika ingin merubah pola hidup, jangan tergantung dengan semangat, karena semangat itu datangnya tiba-tiba dan hilangnyapun tiba-tiba. Tapi biasakanlah dengan membuat kebiasan yang lama-kelamaan bakal menjadi karakter yang kokoh dalam diri kita. Yaaaah.. kok nyambung kesana jadinya. Heheh begitulah. Ada sebuah keadaan dalam diri yang suka mengalihkan fokus untuk menghidari kebuntuaan ketika melakukan sesuatu. Bisa dikatakan membangun alibi untuk menyembunyikan ke alpaan. Ya, seperti ini. Sebenarnya aku sedang bingung karena kehabisan bahan tulisan sehingga mencari tema lain hanya sekedar untuk memperpanjang tulisan.

Jadi teringat dengan perkataan bang Imam di kedai ipok beberapa bulan yang lalu. ‘politik itu bisa dipelajari dengan menulis, karena dalam menulis kita pasti membangun strategi agar tulisan kita ini kelihatan banyak bagi pemula atau kelihatan berbobot bagi yang formula’.

Oke, to de point saja. Intinya hari ini aku bertemu dengan 2 orang yang memiliki tujuan hidup yang jelas. Dan dari awal mereka sudah mengenali fashion hidup mereka. Sesuatu yang bisa membuat mereka kembali semangat ketika malas. Sebuah niat yang membangunkan jiwa macan dalam diri mereka. Ya… orang yang pertama ialah bang Kiki, ketua umum HMI cabang Bogor. Tentu apa yang kukatakan ini berdasarkan pengamatan yang sifatnya subjektif. 

 Ketua Umum (Ketum)  ini merupakan sosok yang masuk dalam kelompok assabiku nal awwalun yang selesai kuliah tepat waktu. Untuk ukuran mahasisa aktifis, dia masuk kategori langkah. Dan setelah kutelusuri alur kehidupannya sungguh banyak yang harus diambil hikmahnya. Dalam jangka 4 tahun masa kuliah dia begitu produktif dalam menghasilkan karya. 2 tahun kuliah dia telah aktif di berbagai organisasi intra maupun ekstra dan mempunyai peran inti di dalamnya. Dan ini bukan karena dia jago dalam lobi lobi politik seperti lazimnya, melainkan etos kerjanyalah sehingga menarik perhatian kawan kawan untuk memberikan kepercayaan kepadanya. Dia kuliah dari beasiswa dan semasa kuliah dia telah menghasilkan 3 buku yang lahir dari jemarinya. Kebetulan ketika kuliah pernah kerja di percetakan buku sehingga tanpa disadari pekerjaan tersebut mengantarkannya pada orang yang menawarinya untuk membantu sang ketua ini, dalam menerbitkan buku. Yah itulah sekelumit fakta tentang ketua cabang, yakni Qiki kilang syachbudy. Tentu masih banyak sisi lain dari ketum yang belum tersampaikan pada tulisan ini. Mungkin lain kali sajalah. Karena masih ada satu sosok lagi yang ingin kusampaikan malam ini, yakni Fakhrul Arifin teman satu angkatan di Tazkia.

Malam hari ketika jeda menunggu waktu isya, aku melihat sosokk fakhrul dan aku tergerak untuk mengobrol dengannya sekalian membahas perkembangan Dinar, even tahunan kampus, kebetulan dia ketua acaranya. Berdasarkan ilmu komunikasi dan kunci memenangkan hati orang lain. Kita harus tertarik kepada orang sehingga orang pun akan tertarik nah.. teori tersebut langsung kuterapkan dimana aku memposisikan diriku untuk mengambil inisiatif membuka topik pembicaraan dengan bahasan seputar kehidupan sang kawan bicara. Dan hasilnya kami mengobrol sampai waktu isya tiba. 

Secara pribadi tentu ada pengetahuan yang kudapatkan dari obrolan tersebut. mengapa sosok mahasiswa yang satu ini kubilang telah mempunyai tujuan yang jelas? Karena dia ketika ditanya hobinya apa? Maunya apa? Dan kegiatan sehari harinya apa? dia mampu menerangkannya secara gamblang dan jelas. Dan setelah di telusuri riwayat hidupnya, dia merupakan sosok mahasiswa yang tidak suka dengan pemborosan dan sejak kecil dia sudah biasa hidup mandiri. Dalam artian bisa membiayai hidupnya sendiri. Padahal jika kita lihat, keluarganya merupakan yah.. bisa dikatakan berlebih lah. Namun mereka mampu hidup dengan sederhana. Dan sosok inipun telah memiliki bisnis yang bergerak di bidang pengembangan diri, manajemen dan lain sebagainya. Bahkan per bulan dia sudah bisa mengantongi uang sebesar ‘…’ juta. Waaaaaaaaw… mahasiswa, masih muda namun pengalamannya sungguh bikin terpesona.

Dari pertemuanku dengan kedua orang tersebut aku jadi terfikir untuk segera mungkin menemukan potensi yang ingin kutonjolkan. Hidup tanpa tujuan yang jelas ibarat kapal yang berjalan tanpa arah ditengah lautan. Aku mulai tergerak untuk memaksimalkan waktu yang kumiliki dan mengisinya dengan perbuatan-perbuatan yang poduktif. Semoga kedepannya aku mampu memberikan keceriaan, semangat, kebanggaan, kententraman bagi orang orang di sekitarku. Dan untuk diriku sendiri, aku berharap kepada Tuhan yang MahaKarya untuk diberikan kenyaman dalam menikmanti hidup yang Engkau anugrahkan ini dan dimudahkan dalam membuat karya sebanyak mungkin. Aku ingin merubah sikapku yang lebih condong pada pencarian pengakuan eksistensi dari para manusia. Aku akan merubah niatku ‘berbuat dan berkarya karena ingin dinilai oleh Allah SWT’, aku akan berusaha sekuatnya untuk membelokkan pikiran pikiran yang mengarah pada pedewaan manusia. Good bye pribadi masa lalu. Aku telah berubah menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri. Semangat perubahan.

" Jika hanya bekerja agar terlihat sibuk, segera berbenah. 
sejatinya kita sedang diperbudak oleh waktu "
 

0 komentar:

Post a Comment