Poto bersama Pak Haris |
Bogor sedang asik bercumbu dengan ciri khasnya ketika aku berkunjung ke kantor koperasi pemberdayaan Baitut Tamkin. Kulihat Pak Haris sedikit terkejut saat mendapatiku muncul dibalik gemuruh hujan. Tak berlangsung lama, dia langsung menebar salam hangatnya. Dialah aktor utama dibalik geliat aktivitas 2000-an anggota koperasi Tamkin yang tersebar di Bogor.
Tahun 2014, aku pernah magang disini. Sehingga tak ada rasa canggung jika hendak bertandang. Sore itu, aku berniat belajar langsung perihal koperasi darinya. Yang kusuka, pak Haris tak sungkan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dia miliki. Secara lentur dan lugas, ia ceritakan tantangan dan kendala yang biasa menghinggapi lembaga koperasi. Khas praktisi, penyampaiannya terasa segar karena langsung diekstrak dari lapangan.
Di depan ruangan tempat kami mengobrol, kulihat ada banyak tabung gas ukuran 3 kg. Dia sampaikan bahwa koperasi yang dia pimpin sedang mengupayakan bermitra langsung dengan agen. Tujuanya tak lain untuk memangkas harga jual. Baru kutahu, ternyata untuk perkara gas saja, ada banyak mafia pemburu rente. Hanya bermodal jaringan dan akses, satu lembaga bisa menyerap rupiah dengan leluasa. Aih, Indonesiaku!
Selayaknya pertempuran, dia juga bercerita bahwa koperasi yang ia pimpin juga tak luput dari pertarungan. Dipaksa masuk gelanggang, berhadap-hadapan dengan lembaga yang sudah mapan. Ia sebut beberapa instansi yang didukung langsung lembaga ternama. Mendapat gelontoran dana dengan nominal tak terkira.
Mendengar penuturannya, aku serasa melihat pergulatan antara David vs Goliath. Sang kerdil melawan raksasa.
Lantas, apa kunci memenangkan pertarungan? Tak ada rumus lain kecuali dengan berhimpun. Melawan dengan berjamaah. Jika tiap-tiap koperasi kecil berjalan masing-masing, bukan tidak mungkin malah punah disantap yang mapan. Seperti anak kambing yang tersesat di tengah kawanan singa. Mereka bakal habis dilumat tak tersisa. Dari segi pembiayaan mereka kalah, pun dari sisi pelayanan juga takluk.
Sebagai koperasi yang bergerak dalam jasa simpan pinjam, tentu masyarakat akan menilai, apa kelebihan yang bakal mereka dapatkan dengan memghimpun diri dalam koperasi. Pak Haris memberikan gambaran melalui pengadaan perlengkapan sekolah seperti tas, buku dll. Untuk memangkas harga, sebuah koperasi bisa membeli langsung ke agen dalam jumlah besar. Atau jika anggotanya kebanyakan petani, bisa melakukan pembelian pupuk dalam partai besar dan dikoordinir langsung oleh koperasi.
Lazimnya, lembaga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, kekuatan intinya ada di masyarakat. Aktivitas koperasi akan berjalan dengan baik jika didasari dengan kepercayaan. Tentu sikap tersebut akan tumbuh jika sudah saling mengenal antar sesama. Dengan pengalaman operasi yang cukup matang, serta inisiatif untuk mengenal langsung seluk beluk kehidupan tiap anggota, wajar Baitut Tamkin mampu menepis resiko gagal bayar. Karena hubungan yang dibangun tidak sebatas relasi kerja, tapi pertalian kekeluargaan.
Kepiawaiannya membawa koperasi Tamkin, membuat banyak orang ingin belajar langsung darinya. Wajar, jika di forum pertemuan antar koperasi, ia kerap dikerubungi oleh banyak pihak. Lagi-lagi dia berpesan, untuk memenangkan persaingan global, masyarakat harus berjamaah agar tak hanyut ditelan kepentingan pasar.
Terakhir, dia juga menjelaskan, banyak orang yang latah dengan penggunaan istilah syariah. Menurutnya, perihal penanamaan hanyalah soal bungkus. Yang paling penting adalah substansi dan praktik. "Silahkan namanya apa saja. Mau koperasi melati, sejahtera atauh apalah. Banyak yang memakai embel-embel syariah, tapi praktiknya sama saja dengan konvensional," ungkapnya.
Mendengar kalimatnya yang berani, aku jadi teringat penjelasan seorang dosen di kampus. Soal istilah, memang banyak pihak yang latah. Bahkan secara sengaja mengutip istilah syariah hanya untuk menarik simpati publik. Aku sepakat.[]
Artikel Terkait: Sejarah Baitut Tamkin Tazkia Madani
Assalamualaikum
ReplyDeleteSehat sllu bang jon, smga catatan si jon bisa menjadi edukasi dan motivasi bagi khalayak orang,
Panggil sja egi jangan aril hee
Wkwk oke siap kang. Aamiiin. Nuhun doanya mas Ariel..
Delete